Selasa, Oktober 22, 2013

Untukmu IBU

Ibu ...
Ketika aku melihatmu
Entah kenapa terpancar ketenangan dari wajah teduhmu
Terbersit keindahan dari balik senyummu
Dan terasa lebih indah, jika aku ceritakan semua ini pada bintang yang ber kilauan ....

Ibu ....
Izinkan aku menangis
jika airmatamu terjatuh karena kedurhakaanku
Kedua tanganmu memelukku karena kerinduanmu kepadaku
Bibir dan lisanmu yang kau bahasi dengan dzikir dan doa
Demi mengharapkan keshalihan agama dan akhlakku ....

Ibu ....
Ketika detak jantungku mulai berdetak kencang dan terasa akan berhenti ....
Saraf dalam tubuhku mulai merasakan sakit yang tidak akan terobati
Denyut nafas dalam jiwaku mulai terasa berhenti
Maka, hanya kalimat maaf yang masih terlantun lembut dari lubuk hati kecilku ini ....
Untukmu, seorang ibu penuh kasih dan cinta yang telah memberiku kecupan di pipi ....

Minggu, September 22, 2013

ADAB PERNIKAHAN (SESUAI SUNNAH ROSULULLAH SAW)

Menikah hukumnya adalah Sunnah. Karena Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,“Menikah itu adalah sunnah ku. Akan tetapi apabila kalian enggan untuk menikah, maka kalian bukan dari golonganku.”. Dan dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,“Barangsiapa yang membenci sunnah ku, maka ia bukan termasuk dalam golonganku.” Menikah mempunyai banyak manfaat, diantaranya untuk menghindarkan manusia dari perbuatan zina. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,“Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia menikah, karena ia (menikah) dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu (menikah) hendaknya ia berpuasa, sebab ia (puasa) dapat mengendalikan (hawa nafsu) mu.”Indahnya pernikahan, apabila dilakukan sesuai sunnah Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam. Berikut ini ringkasan dari kitab Adab Zifaf (Etika Pernikahan), karya Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani, yaitu :

1.Hendaklah dua sejoli yang akan merajut tali suci pernikahan untuk meniatkan pernikahan yang ia lakukan adalah untuk mencari ridha Allah , untuk membersihkan jiwanya dan menjaga dirinya dari segala yang diharamkan Allah. Karena dengan begitu, pergaulan antar keduanya dicatat sebagai amal ibadah di hadapan Allah.

2. Saat pertama kali akan melakukan hubungan suami istri, hendaknya suami meletakkan tangannya pada kepala istrinya, seraya membaca basmalah dan doa untuk keberkahan, yaitu  اللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْها، وَبَارِكْ لَهَا فِيَّ  (Ya Allah berkahilah dia untukku, dan berkahilah aku untuknya), dan doa berikut   اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ  (Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah sungguh aku mohon pada-Mu kebaikan wanita ini, dan kebaikan tabiatnya. Dan aku memohon perlindungan-Mu dari keburukannya dan keburukan tabiatnya)Sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam, “Jika kalian telah menikahi wanita atau membeli budak, maka peganglah bagian depan kepalanya, ucapkanlah basmalah, berdoalah untuk keberkahannya, dan hendaklah ia mengucapkan… (Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah sungguh aku mohon pada-Mu kebaikan wanita ini, dan kebaikan tabiatnya. Dan aku memohon perlindungan-Mu dari keburukannya dan keburukan tabiatnya)”. 

3.Shalat Sunnah dua raka’at bersama. Shalat sunnah ini dilakukan ketika akan melakukan hubungan suami istri untuk pertama kali. Kemudian berdo’a,اللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ أَهْلِيْ، وَبَارِكْ ِلأَهْلِيْ فِيَّ، اللَّهُمَّ ارْزُقْهُمْ مِنِّيْ، وَارْزُقْنِيْ مِنْهُمْاللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ فِيْ خَيْرٍ، وَفَرِّقْ بَيْنَنَا إِذَا فَرَّقْتَ فِيْ خَيْرٍ(Ya Allah, berilah aku berkah dari istriku, (begitu pula sebaliknya) berilah istriku berkah dariku. Ya Allah, berilah mereka rizki dariku, (begitu pula sebaliknya) berilah aku rizki dari mereka. Ya Allah, kumpulkanlah kami jika itu baik bagi kami, dan pisahkanlah kami jika itu baik bagi kami).Syaqiq bin Salamah mengatakan, “Suatu hari datang lelaki, namanya Abu Huraiz, ia mengatakan: “Aku telah menikahi wanita muda dan perawan, tapi aku khawatir ia akan membuatku cekcok”, maka Abdullah bin Mas’ud r.a mengatakan, “Sesungguhnya kerukunan itu dari Allah, sedang percekcokan itu dari setan, ia (setan) ingin membuatmu benci dengan apa yang Allah halalkan bagimu. Jika kamu nanti menemuinya, maka suruh istrimu shalat dua rokaat dibelakangmu dan bacalah (Ya Allah, berilah aku berkah dari istriku, (begitu pula sebaliknya) berilah istriku berkah dariku. Ya Allah, berilah mereka rizki dariku, (begitu pula sebaliknya) berilah aku rizki dari mereka. Ya Allah, kumpulkanlah kami jika itu baik bagi kami, dan pisahkanlah kami jika itu baik bagi kami)“.

4.Bermesraan dengan istri, sebelum berhubungan suami istri, misalnya dengan menyuguhkan minuman, atau yang lainnya.

5.Hendaklah (suami) berdo’a ketika menggauli istri. Do’a nya adalah,بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا(Dengan nama Allah. Ya Alloh jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari anak yang engkau karuniakan pada kami).Rasulullah  bersabda, “(Dengan nama Allah. Ya Alloh jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari anak yang engkau karuniakan pada kami). Do’a itu, apabila Allah berkehendak memberikan anak, niscaya setan tidak akan mampu membahayakan anak (itu) selamanya”.

6.Suami boleh menggauli istrinya di vagina sang istri, dari arah manapun si suami sukai, baik dari depan atau belakang. Sebagaimana firman Allah SWT, “Istri-istri kalian adalah ladang bagi kalian, maka datangilah ladang kalian itu dari mana saja kalian kehendaki” (QS. Al- Baqarah : 223)

7.Haram hukumnya bagi suami apabila (suami) menggauli istrinya di dubur istrinya. Hal itu merupakan dosa besar. Karena Rasulullah  bersabda,  “Terlaknat orang (suami) yang menggauli para wanita (yaitu istrinya) di dubur nya (yakni lubang anus)”. Syaikh Masyhur mengatakan, “Adapun orang yang menggauli istrinya di duburnya, maka ia telah melakukan tindakan yang melanggar syariat, baik asalnya maupun sifatnya, sehingga ia wajib bertaubat kepada Allah , dan tidak ada kaffarat (tebusan) baginya kecuali bertaubat kepada Allah “.

8.Berwudhu antara dua sesi berhubungan, dan lebih afdholnya mandi. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam, “Jika salah seorang dari kalian selesai menggauli istrinya, dan ingin menambah (melakukannya) lagi, maka hendaklah ia wudhu, karena itu lebih menggiatkannya untuk melakukannya lagi”.Mandi lebih afdhol, karena hadits riwayat Abu Rofi’ , “Suatu hari Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam  keliling mendatangi istri-istrinya, beliau mandi di istrinya yang ini, dan mandi lagi di istrinya yang ini. Lalu aku menanyakan hal itu kepada beliau Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak mandi sekali saja?”. Beliau Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallammenjawab, “Karena (mandi berkali-kali) itu, lebih bersih, lebih baik, dan lebih suci”. (HR. Abu Dawud dan yang lainnya, sanadnya hasan).

9.Suami istri diperbolehkan mandi bersama dalam satu tempat, meski saling melihat aurat masing-masing. Ada banyak hadits yang menerangkan hal ini, diantaranya,Aisyah r.a mengatakan, “Aku pernah mandi bersama Rasulullah dari satu tempat air, tangan kami saling berebut, dan beliau mendahuluiku, hingga aku mengatakan, “Biarkan itu untukku, biarkan itu untukku”, ketika itu kami berdua sedang junub.” .

10.Usai berhubungan, hendaklah berwudhu sebelum tidur, dan lebih afdholnya mandi. Karena hadits riwayat Abdulloah bin Qais , ia mengatakan: Aku pernah menanyakan kepada Aisyah , “Bagaimana Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam dahulu ketika junub, apakah mandi sebelum tidur, atau sebaliknya tidur sebelum mandi?”. Ia (Aisyah)  menjawab, “Semuanya pernah beliau lakukan, kadang beliau mandi lalu tidur, dan kadang beliau wudhu lalu tidur”.  Aku menambahi, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan perkara ini mudah”.

11.Jika istri sedang haid, suami tetap boleh melakukan apa saja dengannya, kecuali jima’. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam,  “Lakukan apa saja (dengan istri kalian) kecuali jima’.”Kaffarat (tebusan) bagi orang yang menjima’ istrinya ketika istrinya sedang haid, sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayat Ibnu Abbas , Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam  pernah ditanya tentang suami yang mendatangi istrinya ketika haid, maka Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallammenjawab, “Hendaklah ia bersedekah dengan satu dinar atau setengah dinar”. Syaikh Masyhur mengatakan, “Yang dimaksud dengan dinar dalam hadits itu adalah dinar emas, dan 1 dinar emas itu sama dengan 1 mitsqol, sedang 1 mitsqol itu sama dengan 4 ,24 gram emas murni”.

12.‘Azl (mengeluarkan sperma di luar vagina) diperbolehkan, meski lebih baik ditinggalkan.Karena perkataan Jabir, “Dulu kami (para sahabat) melakukan ‘azl, di saat Alqur’an masih turun”.  Dalam riwayat lain, “Kami (para sahabat) dulu melakukan ‘azl di masa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam(masih hidup),  lalu kabar itu sampai kepada beliau Nabi Muhammad ,  akan tetapi beliau Nabi Muhammad  tidak melarang kami (melakukan ‘azl)”.Namun, lebih baik meninggalkannya sebagaimana sabda Rasulullah , “Azl itu pembunuhan yang samar”.

13.Setelah malam pertama menggauli istrinya, disunnahkan pada pagi harinya untuk silaturrahim mengunjungi para kerabatnya yang sebelumnya telah datang ke rumahnya, mengucapkan salam kepada mereka, mendoakan mereka, dan membalas kebaikan mereka dengan yang semestinya.Sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayat Anas r.a, ia mengatakan, “Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam pernah mengadakan walimah (resepsi) saat malam pertama beliau menggauli Zainab. Beliau Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallammengenyangkan kaum muslimin dengan roti dan daging, lalu keluar mengunjungi para ibunda mukminin (isteri-isteri beliau yang lain), untuk mengucapkan salam dan mendoakan mereka, sebaliknya mereka juga memberikan salam dan mendoakan Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau melakukan hal itu, pada pagi hari setelah malam pertamanya”. (HR. Bukhari).

14.Keduanya (suami dan istri) wajib menggunakan kamar mandi yang ada di rumahnya, dan tidak boleh masuk kamar mandi umum, berdasarkan hadits Jabir r.a, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,  ”Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan memasukkan istrinya ke dalam kamar mandi umum”. (HR. Tirmidzi, sanadnya hasan).Juga hadits riwayat Ummu Darda’, ia mengatakan, “Suatu hari, aku keluar dari kamar mandi umum, lalu Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam berpapasan denganku, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallambertanya, “Wahai Ummu Darda’, dari mana?”. Ummu Darda’   menjawab, “Dari kamar mandi umum”. Maka beliau Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallambersabda, “Sungguh, demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah seorang wanita menanggalkan pakaiannya di selain rumah salah satu ibunya, melainkan ia telah merusak tabir yang ada antara dia dan Tuhannya Yang Maha Penyayang”. (HR. Ahmad).

15.Kedua (suami dan istri) diharamkan menyebarkan rahasia kehidupan ranjangnya.Sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam , “Sungguh, orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat nanti, adalah orang yang membuka (aurat) istrinya dan istrinya membuka (aurat)nya, lalu ia menyebarkannya”.  Imam Nawawi mengatakan,“Hadits ini menunjukkan haramnya menyebarkan cerita hubungan suami istri, dan merinci apa yang terjadi pada istrinya, seperti ucapan, perbuatan dan semisalnya.”Adapun sekedar menyebutkan jima’ (secara global) tanpa ada manfaat dan tujuan, maka hukumnya makruh, karena itu tidak sesuai dengan muru’ah (akhlaq), padahal Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam  telah bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau (jika tidak), maka hendaklah ia diam”.Tapi jika ia menyebutkan hal itu, karena adanya tujuan dan manfaat, seperti mengingkari ketidak-sukaannya pada istrinya, atau istrinya menuduh suaminya impoten, atau semisalnya, maka itu tidak makruh, sebagaimana sabda Rasulullah, “Sungguh aku akan melakukannya, aku dan istriku ini” . Begitu pula pertanyaan Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallamkepada Abu Tholhah, “Apa malam tadi, kalian telah menjalani malam pertama?” . Dan pesan Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam kepada Jabir ,“Semangat dan semangatlah”.

16.Mengadakan walimah (resepsi) wajib hukumnya setelah menjima’ istri, dengan dasar hadits Buraidah bin Hushoib r.a, bahwa ketika Ali bin Abi Thalib menikahi Fatimah Az-Zahra, Rasulullah  mengatakan,“Pernikahan itu harus ada walimahnya (resepsi)”.Juga sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallamkepada Abdurrahman bin Auf, “Adakanlah walimah, walau hanya dengan (menyembelih) seekor kambing”.Beberapa sunnah (tuntunan) dalam walimah (resepsi), diantaranya:

    ⇨Diadakan selama tiga hari, setelah menjima’ istri.Sebagaimana diterangkan dalam hadits Anas, ia mengatakan, “Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallamdulu menikahi Shofiyah r.a, beliau menjadikan anugerah kemerdekaannya sebagai maharnya, dan menjadikan walimah (resepsi) berlangsung tiga hari”.

    ⇨Mengundang para sholihin (orang-orang shalih), baik yang kaya maupun yang miskin. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam,  “Janganlah berteman kecuali dengan orang mukmin, dan janganlah menyantap makananmu kecuali orang yang bertakwa”.

    ⇨Menyembelih lebih dari satu kambing jika mampu.

    ⇨Dianjurkan dalam pengadaan walimah, orang yang mempunyai harta lebih untuk membantu orang yang kurang mampu.Sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Anas, yang menceritakan kisah menikahnya Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam dengan Shofiyah Anas r.a berkata, “…Hingga ketika Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam di tengah perjalanan pulang, Ummu Sulaim  mempersiapkan Shofiyah  dan menyerahkannya kepada Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam pada malamnya, hingga paginya Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam berstatus arus (pengantin baru). Lalu Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa mempunyai sesuatu, maka hendaklah ia bawa kemari” . Dalam riwayat lain, “Barangsiapa punya makanan lebih, maka hendaklah dia mendatangkannya kepada kami”. Anas  berkata,“Beliau pun menggelar karpet kulitnya, maka mulailah ada orang yang datang dengan keju, ada yang datang dengan kurma, ada juga yang datang dengan lemak, hingga bisa mereka jadikan hais. Kemudian mereka memakannya dan meminum air dari tadahan hujan yang ada di dekat mereka. Begitulah pelaksanaan walimahnya Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam.

     ⇨Tidak boleh hanya mengundang orang yang kaya, dan tidak menyertakan orang yang miskin.Sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam, “Seburuk-buruk makanan adalah hidangan walimah yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang kaya, sedang orang-orang miskin dilarang untuk mendatanginya” .

     ⇨Wajib bagi yang diundang untuk menghadirinya.Sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam, “Jika salah seorang dari kalian diundang walimah, maka hendaklah ia menghadirinya”. Juga sabda beliau Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam, “Jika salah seorang dari kalian diundang, maka hendaklah ia menghadirinya, baik itu acara walimah atau pun acara lainnya”. Juga sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam yang lainnya, “Barangsiapa tidak menghadiri udangan, berarti ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya”.Jika orang yang diundang sedang tidak berpuasa, maka hendaklah orang itu memakan hidangan yang ada. Sedang jika orang itu sedang berpuasa, maka hendaklah ia tetap hadir dan mendoakan yang mengundangnya.Sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam, “Jika yang diundang itu tidak puasa, maka makanlah (hidangan yang ada) Sedang jika ia puasa, maka berdoalah untuknya” Jika yang diundang sedang puasa sunnah, ia boleh membatalkan puasanya untuk makan hidangan walimah, sebagaimana diceritakan oleh Abu Sa’id Al-Khudri, “Aku pernah membuatkan hidangan untuk RasulullahShallahu ‘Alaihi Wasallam,  lalu Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya mendatangi undanganku. Ketika hidangan disajikan, ada salah seorang berkata, “Aku sedang berpuasa”. Maka Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam  mengatakan,“Saudara kalian ini telah mengundang dan mengeluarkan biaya untuk kalian”, lalu RasulullahShallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan pada sahabat yang sedang berpuasa itu, “Batalkanlah puasamu, dan qodho’lah di hari lain jika kau menghendakinya”.

    ⇨Tidak boleh menghadiri undangan walimah, jika ada kemaksiatan dalam acara walimah tersebut, kecuali bila menghadirinya  dengan maksud mengingkarinya dan berusaha menghilangkan kemaksiatan itu. Akan tetapi, apabila kemaksiatan itu tidak bisa hilang, maka orang yang diundang itu harus pulang meninggalkan acara walimah itu.Sebagaimana kisah sahabat Ali berikut, “Aku pernah membuat makanan, lalu aku mengundang Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam dan beliau pun datang. Tetapi, ketika melihat ada gambar- gambar di rumah, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallamlangsung kembali. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bapak dan ibuku ku relakan untuk menebusmu apa yang membuatmu pulang lagi?”. Rasulullah  menjawab, “Karena di rumah itu, ada banyak gambar, padahal para malaikat tidak sudi masuk rumah yang ada gambar-gambarnya”.

17.Untuk orang yang diundang disunnahkan melakukan dua hal :

     ⇨Mendoakan orang yang mengadakan walimah.Sebagaimana diceritakan oleh Abdullah bin Busr, bahwa bapaknya pernah membuatkan makanan untuk Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallamdan mengundangnya, maka beliau pun datang. Selesai makan, beliau mendoakan,اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ(Ya Allah, berkahilah rizki yang kau berikan pada mereka, serta ampuni dan rahmatilah mereka).

     ⇨Mendoakan kedua mempelai dengan kebaikan dan keberkahan.Ada banyak hadits yang  menerangkan hal ini, diantaranya,Doa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam kepada Jabir r.a, بَارَكَ اللهُ لَكَ(semoga Alloh memberkahimu), atau mengatakan kepadanya,خَيْرًا(semoga engkau diberi limpahan kebaikan).Doa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam kepada Ali r.a,اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِمَا, وَبَارِكْ لَهُمَا فِيْ بِنَائِهِمَا (Ya Alloh, berkahilah keduanya, dan berkahilah hubungan keduanya).Doa kaum wanita Anshar kepada Aisyah,عَلَى الْخَيْرِ وَالْبَرَكَةِ, وَعَلَى خَيْرِ طَائِرٍ(selamat atas kebaikan, keberkahan, dan keberuntungan yang besar.Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam  jika mendoakan orang yang menikah mengatakan,بَارَكَ اللهُ لَكَ, وَبَارَكَ عَلَيْكَ, وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ(semoga Alloh memberikan keberkahan padamu, menurunkannya atasmu, dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan).

18.Pengantin wanita boleh melayani tamu laki- laki, jika tidak menimbulkan fitnah dan mengenakan hijab syar’i.Sebagaimana hadits Sahl bin Sa’d, ia mengatakan, “Ketika Abu Usaid telah mengumpuli istrinya, ia mengundang Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya, maka tidak ada yang membuat dan menyodorkan hidangan, melainkan istrinya, yaitu Ummu Usaid. Pada hari itu, istrinya lah yang melayani tamu laki- laki.

19.Boleh juga mengijinkan para wanita untuk mengumumkan pernikahan dengan menabuh duff (rebana) saja, dan melantunkan nyanyian yang dibolehkan (asal baitnya tidak bercerita kecantikan, kata-kata kotor, kemaksiatan dan yang tidak diridhai Allah).Rubayyi’ binti Mu’awwidz mengatakan, Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam pernah menemuiku di pagi hari malam pertamaku, lalu Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam duduk di atas ranjangku seperti posisimu denganku (sekarang ini), di saat itu ada banyak anak kecil wanita menabuh duff (rebana), mengenang bapak-bapak mereka yang gugur di perang badr, hingga salah seorang anak wanita itu ada yang mengatakan: “Di sisi kita ada Nabi yang tahu hari esok”. Maka Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam menegur wanita itu, “Jangan berkata seperti itu, tapi katakanlah apa yang kau ucapkan sebelumnya”.

20.Hendaklah meninggalkan hal yang dilarang syariat , terutama ketika acara pernikahan, misalnya:

     ⇨Memajang gambar makhluk yang bernyawa di dinding.Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sungguh, rumah yang ada gambarnya tidak dimasuki para malaikat “.Aisyah mengatakan, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam pernah masuk menemuiku, saat itu aku menutupi lemari kecil dengan kain tipis yang bergambar, (dalam riwayat lain, “yang bergambar kuda bersayap”). Melihat itu, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam langsung merobeknya, dan berubah raut wajahnya. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallammengatakan, “Sesungguhnya orang yang paling pedih adzabnya di hari kiamat adalah, mereka yang menyaingi ciptaan Allah” . Aisyah mengatakan, Akhirnya kain itu ku potong dan kujadikan satu atau dua bantal.”Syaikh Muhammad Nasirudin al-Albani berpendapat,“haram menutup dinding rumah dengan kain, meski bukan dengan sutra, karena itu termasuk isrof dan hiasan yang tidak sesuai syariat.”Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,“Sesungguhnya Allah tidak menyuruh kita untuk menutupi batu dan tanah”.Imam Nawawi mengatakan, “Para ulama memakai hadits itu sebagai dalil larangan menutup dinding dan lantai dengan kain, larangan itu adalah karohah tanzih, bukan larangan yang mengharamkan, dan inilah pendapat yang benar.”Syaikh Abul Fath Nashr Al-Maqdisi (madzhab syafi’i) berpendapat, “haramnya hal itu. Tapi, dalam hadits ini tidak ada yang menunjukkan keharamannya, karena hakekat lafalnya, “Allah tidak menyuruh kita melakukan itu”, ini berarti bahwa hal itu tidak wajib dan tidak sunnah, dan tidak menunjukkan pengharaman sesuatu”.

      ⇨Mencabut alis dan lainnya.Karena Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallammelaknat orang yang berbuat demikian (mencabut alis dan lainnya).

      ⇨Mewarnai kuku dengan cat (sehingga menutupi jalannya air wudhu).Adapun sunnahnya adalah mewarnainya dengan hinna’.

     ⇨Memanjangkan kuku.Karena memanjangkan kuku bertentangan dengan fitrah. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,“Lima hal (yang) termasuk fitrah: “Khitan, mengerik bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak”. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam juga melarang kita membiarkan kuku lebih dari 40 malam, sebagaimana perkataan Anas bin Malik r.a,  “Kami diberi batasan waktu untuk: Mencukur kumis, memotong kuku, mencabuti bulu ketiak, dan mengerik bulu sekitar kemaluan, (yakni) agar kami tak membiarkannya lebih dari 40 malam”.

     ⇨Mencukur jenggot.Karena memelihara jenggot itu wajib hukumnya bukan sunnah, sebagaimana sabda RasulullahShallahu ‘Alaihi Wasallam,  “cukur-tipislah kumis dan panjangkanlah jenggot, selisilah kaum majusi”. Jadi, orang yang dengan sengaja enggan untuk memelihara jenggot, maka ia adalah kaum Majusi.

     ⇨Mempelai pria mengenakan cincin tunangan dari emas.Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Pakaian sutra dan emas diharamkan untuk ummatku yang laki-laki, dan dihalalkan untuk mereka yang wanita.”

21.Wajib hukumnya memperlakukan istri dengan baik, dan menuntunnya kepada hal-hal yang halal dan diridhai Allah, khususnya bila istrinya masih muda.Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,“Sebaik-baik kalian, adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian terhadap istriku”. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, “Berilah nasehat baik pada wanita (istri), karena mereka itu tawananmu”. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda,“Janganlah lelaki mukmin membenci wanita mukminah (istrinya), karena jika dia benci salah satu tabiatnya, pasti ada hal lain yang ia sukai”.Aisyah r.a mengisahkan, “Suatu hari Rasulullah  pulang dari perang tabuk atau perang khaibar. (Saat itu) lemari kecil Aisyah tertutup tirai, lalu berhembuslah angin, yang menyingkap tirai itu, sehingga terlihatlah banyak mainan boneka wanita milik Aisyah r.a. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallambertanya, “Apa ini, wahai Aisyah?”, ia menjawab, “Anak-anak perempuanku”. Diantara mainannya itu beliau juga melihat ada boneka kuda bersayap dua yang terbuat dari kain, lalu Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan, “Kalau yang di tengah ini apa?”, Aisyah  menjawab: “itu kuda”. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam menimpali,“terus apa yang di atasnya?”, Aisyah menjawab, “dua sayapnya”, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallammengatakan, “kuda mempunyai dua sayap?”, Aisyah menjawab, “bukankah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman  memiliki kuda bersayap?!”. (Mendengar itu) Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallamlangsung tersenyum hingga kulihat gigi-gigi gerahamnya.

22.Sebaiknya suami membantu pekerjaan rumah, bila ada waktu senggang dan tidak sedang lelah. Sebagaimana disebutkan ‘Aisyah, “Dahulu Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam biasa membantu istrinya, dan beliau pergi untuk sholat bila tiba waktunya”. Aisyah  juga mengatakan, “Beliau itu manusia seperti yang lainnya, mencuci pakaiannya, memerah kambingnya, dan membantu istrinya”.

23.Pesan untuk kedua mempelai,

         ⇨Hendaklah keduanya ta’at kepada Allah  dan saling mengingatkan untuk ta’at.

         ⇨Hendaklah keduanya menjalankan syariat Allah yang terdapat di dalam Qur’an dan Sunnah, dan tidak meninggalkannya hanya karena taklid, atau adat masyarakat, atau madzhab tertentu, Allah  berfirman,وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًاDan tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminah, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu hukum dalam urusan mereka, untuk memilih (pilihan lainnya), karena barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya, sungguh ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata. (Al-Ahzab: 36).

         ⇨Hendaklah keduanya menjaga hak dan kewajiban masing- masing. Maka janganlah istri banyak menuntut suaminya. Sebaliknya, janganlah suami memanfaatkan harta dan posisinya sebagai kepala rumah tangga, untuk menzholimi istrinya, seperti memukulnya tanpa ada sebab yang syar’i. Allah SWT berfirman,وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌPara istri itu memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut, dan para suami itu memiliki kelebihan di atas mereka. Dan Allah adalah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Baqoroh: 228)Mu’awiyah bin Haidah bertanya, “Wahai Rasulullah, apa hak istri atas suaminya?” Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Yaitu, memberinya makan dan sandang jika memintanya, tidak mengatakan ‘Qobbahakilloh’ (semoga Alloh menjadikanmu buruk) (kepada istrinya), tidak memukul wajahnya, (tidak mendiamkannya kecuali di dalam rumahnya)”. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda,“Orang yang adil akan menduduki singgasana dari cahaya diatas tangan kanan Allah Yang Maha Penyayang, dan kedua tangan- Nya itu kanan, yaitu mereka yang adil dalam mengatur kekuasaannya, keluarganya, dan tanggung jawab yang (di) serahkan padanya.”Bila keduanya (suami dan istri) tahu akan hal ini dan menerapkannya dengan baik, niscaya Allahakan menjadikan hidup keduanya baik, tentram, bahagia. Allah berfirman,مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَBarangsiapa melakukan kebajikan dalam keimanan, baik laki-laki maupun perempuan, pasti Kami berikan padanya kehidupan yang baik, dan Kami pasti membalas mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An-Nahl: 97)Sabda Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallamkhusus untuk sang istri, “Bila perempuan mendirikan sholatnya, menjaga kehormatannya, dan mentaati suaminya, ia pasti masuk surga dari pintu manapun ia kehendaki.”Abu Hurairah mengatakan, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam pernah ditanya, “Siapa wanita yang paling baik?”, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallammenjawab, “Yaitu wanita yang menyenangkan bila suaminya memandangnya, mentaati bila diperintah, dan ia tidak menyelisihi suaminya karena sesuatu yang dibencinya, baik dengan diri maupun hartanya”Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallambersabda,“Seluruh dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik- baik perhiasan adalah wanita yang sholihah”.Dari Hushain bin Mihshon, bahwa bibinya pernah menemui Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallamkarena suatu keperluan. Setelah (keperluan itu) selesai, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallambertanya, “Apa anda bersuami?”. “Ya”, jawabku.“Bagaimana sikapmu terhadapnya?” tanya RasulullahShallahu ‘Alaihi Wasallam. “Aku bersungguh-sungguh di dalam (menaati dan melayani) nya, kecuali pada hal yang tidak ku mampui”, jawabku. Maka Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Lihatlah bagaimana hubunganmu dengannya. Karena suamimu itu surga dan nerakamu”.

         ⇨“Janganlah istri berpuasa selain Puasa Ramadhan saat suaminya bersamanya, kecuali dengan izinnya (suaminya). Dan janganlah istri mengijinkan orang lain masuk rumah saat suaminya bersamanya, kecuali dengan izinnya (suaminya).”“Jika suami mengajak istrinya ke ranjang, tapi ia tidak menurutinya hingga suaminya marah, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi tiba “  (dalam riwayat lain, “hingga ia kembali (menurutinya)” ).(dalam riwayat lain, “hingga si suami merelakannya”).“Seandainya aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain, tentu aku sudah menyuruh istri untuk sujud kepada suaminya.”“Dan seorang istri tidak akan memenuhi hak Allah atasnya dengan sempurna, hingga ia memenuhi hak suaminya dengan sempurna, hingga seandainya si suami meminta dirinya saat di pelana, maka ia tidak (boleh) menolak ajakannya.”“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya ketika di dunia, kecuali istrinya dari kalangan bidadari (di surga) mengatakan padanya, “Janganlah engkau menyakitinya, qootalakillah, karena suamimu itu sebenarnya tamu, yang sebentar lagi meninggalkanmu untuk menemui kami”.

Minggu, Maret 31, 2013

Cinta Dalam Diam

Cinta, mencintai atau di cintai adalah hal wajar pada diri manusia, karena manusia terlahir atas dasar sebuah cinta, cinta dari Sang Pencipta Cinta kepada UmatNya, yang di anugerahkan kepada dua insan manusia.
Cinta tak pernah salah, cinta hadir dengan kesucian, hanya saja sang penerima cinta sering menyalah artikan, menyalah gunakan serta menyalah tempatkan keagungan cinta itu sendiri. Cinta yang agung itu tak pernah melukai dan menyakiti, hanya saja terkadang manusia terlalu mengtuhankan cinta sehingga manusia mampu terbutakan oleh cinta. Tak jarang Orang berusaha sedaya upaya bahkan mampu mengorbankan segala hal untuk meraih cinta hingga tak jarang sampai menyakiti perasaan bahkan menyakiti fisik orang lain...
Begitu dahsyatnya sebuah cinta... mampu mengubah segalanya menjadi indah, juga mampu mengubah segalanya menjadi suram dan memilukan.
Namun Cinta yang paling indah adalah cinta yang datang, karna&tertuju pada Allah, bukan cinta yang lahir dari emosi&nafsu.
Cinta yang senantiasa tertanam subur dalam Qolbu, tunduk pada Ridho Ilahi, cinta yang bertujuan menyempurnakan Ibadah mempersatukan ukhuwah, cinta selalu terbait dalam do'a, tersemai dalam rasa&asa.. menuju sakralnya noktah yang menghalalkan cinta hingga ke ujung masa.

Senin, Maret 25, 2013

BALASAN SESUAI PERBUATAN

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :

وَمَنْ عَامَلَ خَلْقَهُ بِصِفَةٍ عَامَلَهُ اللهُ تَعَالَى بِتِلْكَ الصَّفَةِ بِعَيْنِهَا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَة
ِ
"Barang siapa yang menyikapi makhluk Allah (orang lain) dengan suatu sikap/sifat maka Allah akan menyikapinya dengan sikap tersebut pula di dunia dan di akhirat" (Al-Waabil As-Shoyyib hal 49)

Karenanya :

(1) Barang siapa yang memaafkan saudaranya maka Allahpun akan memafkannya.
Allah berfirman :

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُم
ْ
"Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?" (QS An-Nuur : 22)

Bukankah engkau ingin dimaafkan dan diampuni oleh Allah?, maka maafkanlah dan ampunilah hamba-hambaNya..
Akan tetapi sikap memaafkan bertingkat-tingkat…

-         Ada yang memaafkan akan tetapi  masih menggerutu..
-         Ada yang memaafkan akan tetapi tetap saja menyimpan dendam, hanya saja tidak membalas kesalahan saudaranya tersebut
-         Ada yang memaafkan dengan sesungguh-sungguhnya, bahkan bersikap baik dengan saudaranya tersebut…, kesalahan saudaranya benar-benar ia lupakan…
-         Ada yang memaafkan dan melupakan setelah ia berkesempatan untuk membalas. Allah berfirman

أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا

"Atau (jika engkau) memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa" (QS An-Nisaa : 149). Yaitu Allah Maha Pemaaf padahal Allah Maha Mampu Untuk membalas dan menyiksa

Maka…sejauh mana tingkat memaafkannya kepada saudaranya tersebut maka demikianlah Allah akan memaafkannya…

(2) Barang siapa yang menerima udzur saudaranya sehingga memaafkannya maka Allah pun akan menerima udzurnya tatkala di akhirat kelak. Semakin mudah ia menerima udzur saudaranya, maka semakin mudah pula Allah akan menerima udzurnya. Semakin ia mempersulit dan ketat dalam menerima udzur saudaranya maka demikian pula tatkala di akhirat semakin ketat dan sulit pula Allah akan menerima udzurnya

(3) Barang siapa yang menutupi aib saudaranya maka Allah juga akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat.

Semakin banyak orang yang ia tutup aibnya, demikian juga semakin banyak aib seseorang yang ia tutupi, maka semakin banyak pula aibnya yang akan tertutupi di dunia dan akhirat.

Seseorang terkadang gatal untuk menceritakan aib saudaranya…terlebih lagi jika ia sedang bersengketa dengan saudaranya tersebut…

(4) Barang siapa yang membantu dan meringankan beban dan kesulitan saudaranya maka Allah akan meringankan bebannya di dunia sebelum di akhirat. Sejauh mana ia ringan dalam membantu…sejauh mana ia berkorban dalam membantu… sejauh mana ia tulus dalam membantu saudaranya maka demikianlah pula Allah akan menyikapinya…

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Barang siapa yang membantu memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya, barang siapa yang melepaskan kesulitan seorang muslim maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat, dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat" (HR Al-Bukhari no 2442 dan Muslim no 2580)

(5) Barang siapa yang mencari-cari kesalahan saudaranya, mengorek-ngorek aib saudaranya, maka demikian pula Allah akan mencari-cari kesalahannya di dunia sebelum di akhirat

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلم يَدْخُل الإيمَانُ قَلْبَهُ ! لاَ تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِيْنَ وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ بَيْتِهِ

"Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya akan tetapi iman belum masuk kedalam hatinya, janganlah kalian mengghibahi kaum muslimin, dan janganlah pula mencai-cari aib mereka, sesungguhnya barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim maka Allah akan mencari-cari kesalahannya, dan barangsiapa yang Allah mencari-cari kesalahannya maka Allah akan mempermalukannya meskipun ia berada di dalam rumahnya" (HR Abu Dawud no 4880)

(6) Barang siapa yang mempersulit urusan saudaranya…memperberat…terlebih lagi menzoliminya, menipunya…maka Allah akan mensikapinya demikian pula di dunia sebelum di akhirat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

وَمَنْ يُشَاقِقْ يَشْقُقِ اللَّهُ عَلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Barang siapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan mempersulitnya para hari kiamat" (HR Al-Bukhari no 7152)

(7) Barang siapa yang merahmati hamba-hamba Allah (bahkan merahmati hewan) maka Allah akan merahmatinya (silahkan baca kembali artikel "Menebar kasih sayang")

(8)  Barang siapa yang berinfaq (memberi sedekah) kepada hamba-hamba Allah maka Allah akan memberi harta kepadanya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا بْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقَ عَلَيْكَ

"Allah tabaaraka wa ta'aala berkata : Wahai anak Adam, berinfaklah maka akan diinfakan kepadamu" (HR Al-Bukhari no 4683 dan Muslim no 993)

Tentunya berinfak juga bertingkat-tingkat…barang siapa yang semakin banyak berinfak maka akan semakin diberkahi dan diperbanyak hartanya oleh Allah

(9) Barang siapa yang bergaya dengan sesuatu yang tidak ia miliki maka suatu saat  Allah akan membongkarnya :

Umar bin Al-Khottoob berkata :

وَمَنْ تَزَيَّنَ لِلنَّاسِ بِمَا يَعْلَمُ اللهُ مِنْهُ غَيْرَ ذَلِكَ يَشِنْهُ اللهُ

"Barang siapa yang bergaya (menunjukkan sesuatu keutamaan/kebaikan) kepada manusia yang Allah tahu bahwasanya ia tidak demikian maka Allah akan membongkar keburukannya" (Taariikh Dimasyq 32/72, lihat juga Nashbur Rooyah karya Az-Zaila'i 4/81)

Tatkala seseorang menunjukkan sesuatu yang ternyata berlawanan dengan batinnya (hakekat dirinya yang sesungguhnya) maka Allah akan menyikapinya juga sebaliknya, yaitu Allah akan membawanya kepada lawan dari tujuannya. Tujuannya ingin bergaya agar dipuji maka Allah akan membongkar aibnya tersebut. (Lihat I'laam Al-Muwaqqi'in karya Ibnul Qoyyim 2/180-181)

Karenanya tatkala seorang bersikap berpura-pura dihadapan manusia, menunjukkan seakan-akan ia adalah seorang yang alim, seorang yang khusyu' dalam sholatnya, seorang yang zuhud terhadap dunia, seorang yang ikhlas (padahal hakekat dirinya tidak demikian, justru ia adalah orang yang jahil, tidak khusuk tatkala sholat karena pikirannya kemana-mana, cinta dunia dan tidak zuhud, dan ia seorang yang suka dipuji dan tidak ikhlas) maka suatu saat Allah akan membongkar hakekat dirinya tersebut. Sebagaimana ia menipu manusia, maka Allahpun akan menipunya.

(10) Barang siapa yang dzolim dan bengis terhadap manusia maka Allah akan menyiksanya dengan sadis juga. Para penguasa yang bengis dan sadis terhadap rakyatnya maka suatu saat ia akan merasakan kebengisan dan kesadisan tersebut menimpa dirinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

اللَهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفِقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ

"Yaa Allah barang siapa yang menjadi wali/mengurusi perkara umatku lalu ia memberatkan mereka maka beratkanlah perkaranya, dan barang siapa yang mengurusi suatu perkara umatku lalu ia lembut kepada mereka maka lembutlah kepadanya" (HR Muslim no 1828)

Barang siapa yang membunuh rakyatnya dengan bengis dan sadis maka ia akan terbunuh pula dengan sadis. Jika ia selamat di dunia maka Allah akan menyiksanya dengan sadis di akhirat jika ia tidak bertaubat kepada Allah.

Oleh:
Abu Abdil Muhsin Firanda
www.firanda.com

Minggu, Maret 24, 2013

This Worldly Life (Dunya) - MAHER ZAIN Lyrics


How beautiful, is this worldly life
But not a soul shall remain
We all come into this world
Only to leave it one day
I can see that everything around me
Rises then fades away
Life is just a passing moment
Nothing is meant to stay, oh

Chorus:
This worldly life has an end
And it's then real life begins
A world where we will live forever
This beautiful worldly life has an end
It's a just bridge that must be crossed
To a life that will go on forever

So many years, quickly slipping by
Like the Sleepers of the Cave
Wake up and make a choice
Before we end up in our graves
O God! You didn't put me here in vain
I know I'll be held accountable for what I do
This life is just a journey
And it's taking me back to You

Chorus
So many get caught in this beautiful web
Its gardens become an infatuation
But surely they'll understand at the final stop
That its gardens are meant for cultivation, oh

Chorus

Selasa, Maret 19, 2013

ARTI SAHABAT

Cinta & persahabatan adalah jalinan kasih
yang indah untuk di lupakan... terkadang
KIta dapat merasakan sakit yang teramat
sangat ketika Kita berfikir untuk seorang
sahabat...I've been throught this moment...
Ternyata benar kata orang-orang,
mempunyai satu sahabat sejati lebih
berharga dari seribu teman yang mementingkan
diri sendiri..Tapi kala ego itu muncul, kadang kita dengan mudahnya bisa melupakan arti sejati dari persaabatan. Sering pula kita harus menelan pil pahit demi kebahagiaan seorang sahabat..
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang sangat melelahkan &
menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat
persahabatan mempunyai nilai yg indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya...
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka&duka, dihibur,disakiti, diperhatikan,dikecewakan,
didengar, diabaikan, dibantu, ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja
dilakukan dengan tujuan kebencian..
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan,
justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dg ciuman, tetapi menyatakan apa yg amat menyakitkan dg tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat
membutuhkan usaha pemeliharaan dari
kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan n pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan&mewujudkan apa yg dibutuhkan oleh sahabatnya.Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabat'a, karena tidak ada persahabatan yang diawali dg sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat
sejati, namun tidak semua orang berhasil
mendapatkannya. Banyak pula orang yg telah menikmati indahnya persahabatan,
namun ada juga yang begitu hancur karena di khianati sahabatnya

"Sebaik baik sahabat disisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya n sebaik-baik jiran disisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap jirannya” (H.R al-Hakim)
‘Teman yg paling baik adalah apabila kamu
melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-gerinya teringat mati..’
ALLAH SWT mencipta makhluk di atas muka bumi ini berpasang-pasangan. Begitu juga
manusia, tidak akan hidup bersendirian. Kita tidak boleh lari dari berkawan&menjadi kawan kepada seseorang. Jika ada manusia yang tidak suka berkawan atau melarang orang lain daripada berkawan, dia dianggap ganjil&tidak memenuhi ciri" sebagai seorang manusia yang normal.
Inilah antara hikmah, kenapa Allah SWT
mencipta manusia daripada berbagai bangsa, warna kulit dan bahasa. Firman Allah SWT
dalam surah al-Hujurat ayat 13, yg
bermaksud:
“Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami
telah menciptakan kamu dari lelaki dan
perempuan, dan Kami telah menjadikan
kamu berbagai bangsa dan berpuak-puak,
supaya kamu berkenal-kenalan (dan
beramah mesra antara satu sama lain).
Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi
Allah ialah orang lebih bertakwa.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui, lagi
maha mendalam pengetahuanNya.’
DALAM Islam faktor memilih kawan amat
dititikberatkan. Hubungan persahabatan
adalah hubungan yang sangat mulia, kerana kawan atau sahabat berperanan dalam
membentuk personality individu. Ada kawan yang sanggup bersusah-payah dan berkongsi duka bersama kita, dan tidak kurang juga kawan yang nampak muka semasa senang&hanya sanggup berkongsi kegembiraan saja.
Pendek kata sahabat boleh menentukan corak hidup kita. Justru, jika salah pilih sahabat kita akan merana&menerima padahnya. selari dengan hadits Rasululah saw yang bermaksud: “ Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya” (H.R Abu Daud). Bak kata pepatah Arab, “ Bersahabat dg penjual minyak wangi, kita akan menerima percikan wangiannya, manakala bersahabat dengan tukang besi, percikan apinya akan
mencarikkan baju kita.”
Apakah ciri-ciri seorang sahabat yang baik?
Seorang bijak pandai berpesan kepada anak lelakinya: “Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dg seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yg sifatnya seperti berikut:
Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu;
Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu;
Jika engkau memerlu pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu;
Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya denganbaik;
Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu;
Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya;
Jika engkau meminta bantuan daripadanya,
dia akan mengusahakannya;
Jika engkau berdiam diri (kerana malu
hendak meminta), dia akan menayakan
kesusahan kamu;
Jika datang sesuatu bencana menimpa
dirimu, dia akan meringankan kesusahan
kamu;
Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia
akan membenarkan kamu;
Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya
dia akan membantu kamu;
Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya
dia lebih senang mengalah untuk menjaga
kepentingan persahabatan.
Dia membantumu menunaikan tanggungjawab
serta melarang melakukan perkara buruk
dan maksiat
Dia mendorongmu mencapai kejayaan
didunia dan akhirat.
Sebagai remaja yang terlepas daripada
pandangan ayah ibu berhati-hatilah jika
memilih kawan. Kerana kawan, kita bahagia
tetapi kawan juga boleh menjahanamkan
kita.
Hati-hatilah atau tinggalkan sahaja sahabat
seperti dibawah:
sahabat yang tamak: ia sangat tamak, ia
hanya memberi sedikit dan meminta yang
banyak, dan ia hanya mementingkan diri
sendiri.
sahabat hipokrit: ia menyatakan bersahabat
berkenaan dengan hal-hal lampau, atau
hal-hal mendatang; ia berusaha
mendapatkan simpati dengan kata-kata
kosong; dan jika ada kesempatan membantu, ia menyatakan tidak sanggup.
sahabat pengampu: Dia setuju dengan semua yg kamu lakukan tidak kira betul atau salah, yang parahnya dia setuju dg hal yg tidak berani untuk menjelaskan
kebenaran, di hadapanmu ia memuji dirimu,
dan di belakangmu ia merendahkan dirimu.
Apapun berkawanlah krna Allah untuk mencari
redha-NYA.

Senin, Maret 11, 2013

Harapan untuk IBU

Hujan,, kau ingatkan aku tentang satu rindu di masa yang lalu saat mimpi masih indah b'samamu,,,
terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih terbayang satu wajah penuh dg kehangatan
kau Ibu,,,,
ya Allah izinkanlah aku bahagiakan Dia, meski Dia jauh biarkanlah aku mengabdi pd dirinya...
Oh ibuuu.....
Restui setiap langkahku,,, halalkan makan & minumku.... dan harapanku jangan pernah lelah tuk terus mendoakan aku,, menyemangati aku,,, menegurku ketika aku gelap mata dan keliru....
Ibu....
Selama ini cinta kasihmu selalu ku balas dg kekecewaan,,,,, belum
pernah aku membahagiakanmu,,, belum pernah aku mendamaikan hatimu,,, dan mungkin inilah saatnya aku mengabdi pdamu,,
rmengganti semua kekecewaan dg sebuah kebahagiaan....
Rinduku pada dirimu,,
rinduku pada nasehatmu
rinduku pada air kakimu,,,,
Ibu......
Bantu aku untuk melawan Ketidakberdayaanku menghadapi hidup
ini,,, bantu aq dg doa-doamu,,,, agar aku bsa keluar dari keterpurukan yang selama ini membelenggu hidupku,,,
Ibu.....
Keinginan terbesar dlm hidupku adalah membahagiakanmu,,,mengabdi padamu,,,
semoga Kau tak pernah menyesal telah melahirkan seorang anak
perempuan yang Kau kasihi dan Cintai..

Terima Kasih IBU ..... ♥♥♥